Jika kita berbicara
tentang pangan tidak akan ada habisnya. pangan merupakan salah satu dari
kebutuhan pokok yaitu sandang ( Pakaian ), Pangan ( Makanan ) dan Papan (Tempat
tinggal). Pada tahun 2016 Indonesia menempati urutan ke 71 dari 113 negara di
dunia untuk Ketahanan panganya hal ini merupakan kabar baik karena pda tahun
2015 Indonesia menenpati urutan ke 76 ini berarti Indonesia menaiki 5 poin
untuk ketahanan pangan. Tetapi apasih arti ketahanan pangan itu sendiri?
Pengertian Ketahanan Pangan
Menurut UU No. 18/2012 tentang Pangan. Disebutkan dalam UU tersebut bahwa
Ketahanan Pangan adalah "Kondisi terpenuhinya
Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,
dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan".
Permasalahan yang dihadapi dalam Ketahanan Pangan di Indonesia
Berbagai gejolak politik dan sosial juga dapat
terganggu ketika ketahanan pangan tidak stabil,Kondisi kritis ini bahkan dapat
membahayakan stabilisasi nasional yang dapat meruntuhkan Pemerintah yang sedang
berkuasa. Pengalaman telah membuktikan kepada kita bahwa gangguan pada
ketahanan seperti kenaikan harga beras pada waktu krisis moneter, dapat memicu
kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.
Untuk itulah, tidak salah apabila Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan
ketahanan pangan bagi masyarakat, baik dari produksi dalam negeri maupun dengan
tambahan impor. Karena luasnya wilayah geografis Indonesia dan padatnya jumlah
penduduk Indonesia, Indonesia membutuhkan logistik yang mudah di akses.
Ketersediaan
Ketersediaan pangan berhubungan dengan suplai pangan
melalui produksi, distribusi, dan pertukaran. Produksi pangan ditentukan oleh
berbagai jenis faktor, termasuk kepemilikan lahan dan
penggunaannya;
Distribusi
pangan melibatkan penyimpanan, pemrosesan, transportasi, pengemasan, dan
pemasaran bahan pangan. Infrastruktur rantai pasokan dan teknologi
penyimpanan pangan juga dapat mempengaruhi jumlah bahan pangan yang hilang
selama distribusi.Infrastruktur transportasi yang tidak memadai dapat
menyebabkan peningkatan harga hingga ke pasar global. Produksi pangan per
kapita dunia sudah melebihi konsumsi per kapita, namun di berbagai tempat masih
ditemukan kerawanan pangan karena distribusi bahan pangan telah menjadi
penghalang utama dalam mencapai ketahanan pangan.
Akses
Akses terhadap bahan pangan mengacu kepada kemampuan membeli dan besarnya
alokasi bahan pangan, juga faktor selera pada suatu individu dan rumah tangga. PBB
menyatakan bahwa
penyebab kelaparan dan malnutrisi seringkali bukan
disebabkan oleh kelangkaan bahan pangan namun ketidakmampuan mengakses bahan
pangan karena kemiskinan. Kemiskinan membatasi akses terhadap bahan pangan
dan juga meningkatkan kerentanan suatu individu atau rumah tangga terhadap
peningkatan harga bahan pangan.
Pemanfaatan
Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor mempengaruhi
jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga. Bahan pangan
yang dimakan harus aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis suatu
individu. Keamanan pangan mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat
dipengaruhi oleh cara penyiapan, pemrosesan, dan kemampuan memasak di suatu
komunitas atau rumah tangga.
Stabilitas
Stabilitas pangan mengacu pada kemampuan suatu individu dalam mendapatkan
bahan pangan sepanjang waktu tertentu. Kerawanan pangan dapat berlangsung
secara transisi, musiman, ataupun kronis (permanen).Pada ketahanan pangan
transisi, pangan kemungkinan tidak tersedia pada suatu periode waktu
tertentu. Bencana alam dan kekeringan mampu menyebabkan kegagalan
panen dan mempengaruhi ketersediaan pangan pada tingkat produksi
Krisis Air Global
Berbagai negara di dunia telah melakukan importasi gandum yang disebabkan
oleh terjadinya defisit air, dan kemungkinan akan terjadi pada negara
besar seperti China dan India.
Perubahan iklim
Fenomena cuaca yang ekstrim
seperti kekeringan dan banjir diperkirakan akan meningkat
karena perubahan iklim terjadi. Kejadian ini akan memiliki dampak
di sektor pertanian. Diperkirakan pada tahun 2040, hampir seluruh kawasan
sungai Nil akan menjadi padang pasir di mana aktivitas budi daya tidak
dimungkinkan karena keterbatasan air. Dampak dari cuaca
ekstrem mencakup perubahan produktivitas, gaya hidup, pendapatan ekonomi,
infrastruktur, dan pasar. Ketahanan pangan pada masa depan akan terkait dengan
kemampuan adaptasi budi daya bercocok tanam masyarakat terhadap perubahan
iklim.
berbagai macam masalah yang dihadapi oleh pemerintah
Indonesia untuk memperbaiki ketahanan pangan Indonesia, salah satunya adalah
komoditi pangan di Indonesia bergantung terhadap iklim dan cuaca, selain itu
terjadi permasalahan di bidang pendistribusian bahan pangan Stk pangan di
sebagian besar di daerah produksi harus didistribusikan antar daerah/antar
pulau. Namun tidak jarang sarana dan prasaran distribusi masih terbatas dan
kadang lebih mahal daripada distribusi dari luar negeri (kasus pengiriman sapi
dari Nusa Tenggara ke Jakarta yang lebih mahal daripada dari Australia ke
Jakarta; atau biaya
pengiriman
beras dari Surabaya ke Medan yang lebih mahal dari pada pengiriman dari Vietnam
ke Jakarta).
Dengan pertimbangan permasalahan pangan tersebut di
atas maka kebijaksanaan pangan nasional harus dapat mengakomodasikan dan menyeimbangkan
antara aspek penawaran/produksi dan permintaan. Pengelolaan kedua aspek
tersebut harus mampu mewujudkan ketahanan pangan nasional yang tangguh
menghadapi segala gejolak. Pengelolaannya harus dilakukan dengan optimal
mengingat kedua aspek tersebut dapat tidak sejalan atau bertolak
belakang.
Langkah yang Dilakukan Pemerintah Dalam Ketahanan
Pangan Indonesia
Pemerintah
Indonesia pada tahun 2016 yang dipimpin oleh Jokowi ini berhasil merancang
berbagai macam rencanan untuk meningkatkan Kethanna Pangan di Indonesia,
berikut:
1. Pengendalian Import Pangan, pada Juni 2016b
permintaan terhadap bahan panganimport mengalamai kenaikan, untuk menekan harga
pemerintah kembali membuka klan import.
2. Pemberantasan
Mafia Import, ini merupakan hal
yang sering disinggung oleh presiden Joko Widodo dan mengembangkan ekspor
pertanian berbasis pengolahan, Indonesia pernah menjadi negara Swasembada dalam
sektor pertanian khususnya padi.
3. Penanggulangan
ketahanan petani dan regenerasi, Para
petani diIndonesia rata-rata berumur diatas 45 tahun dan jarang ada anak dari
petani ersebut ingin meneruskan profesi turun mneurun keluarganya karena
mengetahui kesejahteraan petani di Indonesia.
4. Reformasi
Agraria, Pemerintahan Joko WIdodo
menargetkan 1 hektar untuk 1 petani, 1 juta hektar akan di garap di di
pulau jawa dan 1 juta hektar di pulau bali dengan rencana ini diaharapkan
kesejahteraan petani dapat meningkat, selain itu pemerintahan Joko Widodo juga
memperbanyak jumlah TTI ( Toko Tani Indonesia) yang sudah tersebar di
hampir seluruh Indonesia sehingga petani dapat menjual hasi pertanianya tanpa
proses distribusi yang panjang dan harga diatas rata-rata.
Sumber: http://www.bulog.co.id/ketahananpangan.php
http://muviza.io/video/rapor-ketahanan-pangan-indonesia/KYenlolUd_o.html
http://www.wikipedia.co./ketahananpangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar